Rabu, 28 Mei 2014

Love is....

Diposting oleh Unknown di 18.43 0 komentar
Aku mendefinisikan cinta sebagai sesuatu yang selalu membuat kita tersenyum, meskipun saat itu kita sedang menangis. Cinta adalah tangan-tangan hangat yang tak henti-hentinya menjaga diri ini agar tak sampai terluka...

For me, love is family...
cinta itu adalah keluarga bagiku. cinta itu adalah Mami, Papi, Adik-adikku juga Kakakku. Mereka adalah cinta yang hidup dalam chapter perjalanan hidupku. di setiap chapter, mereka selalu ada. Dan mereka itu konsisten untuk selalu ada dalam suasana apapun juga...

Mami dan Papi, dua sosok yang paling aku cintai di dunia ini. Seandainya mereka tak ada, pasti aku tak ada pula di dunia ini. Aku lebih senang bisa menikmati waktu-waktu ku bersama mereka, daripada harus berjalan-jalan ke mall atau tempat hiburan lainnya. Karena aku sadar banget, semakin aku dewasa nanti aku bakal semakin jarang untuk berkumpul bersama mereka. Mami itu sosok ibu sekaligus sahabat buat aku. Beliau selalu tau apa yang bisa membuatku tetap tersenyum. Dulu aku sebel banget sama Mamiku, karena beliau sering sekali nglarang aku buat pacaran, keluar jalan bareng teman-teman. Baru sekarang aku tahu apa alasannya, beliau hanya tak ingin aku salah jalan, aku terluka dan aku menangis. Bagi beliau, tangisanku selalu membuat hatinya perih berrulang-ulang kali.. sometimes saat dijalan ketemu orang tua yang masih bekerja buat biayain hidup keluarganya, aku selalu aja nangis. Aku keingetan Mami & Papi di rumah. Kapan aku bisa membuat mereka itu duduk tenang tanpa mikirin kebutuhan keluarga lagi. Ya, aku hanya ingin melihat mereka istirahat setelah hampir dua puluh tahun mereka bekeja banting tulang buat aku. love you so much, my Mom & Pap...

A mother’s love for her child is like nothing else in the world. It knows no law, no pity, it dares all things and crushes down remorselessly all that stands in its path.

kalau adik-adikku, mereka itu dua tuyul ku yang nyebelin dan nggak mau diem. setiap hari merreka pasti berantem, walaupun akhirnya baikan dan main bareng lagi sih... =D


Family isn’t always blood. It’s the people in your life who want you in theirs. The ones you accept you for who you are. The ones who would do anything to see you smile, and who love you you no matter what.

Quote diatas rasanya itu bener banget. Keluarga itu bukan melulu harus ada hubungan darah. Seperti sahabat misalnya. mereka tak ada hubungan darah dengan kamu, tapi terkadang kamu dan dia saling memiliki, saling mengerti dan berusaha untuk saling menjaga. Pasti disaat itu pula kamu ngerasa kalau dia itu adalah bagian dari kamu.

Sama halnya dengan kakaku yang satu ini. Namanya Zidni, sebenarnya kami sama sekali nggak ada hubungan darah. But, waktu yang udah berjalan selama hampir 4 tahun ini membuat kami semakin menjadi Kakak dan adik sungguhan. Aku nggak percaya jika Tuhan mempertemukan kami tanpa kesengajaan, karena aku yakin Tuhan punya alasan untuk mempertemukan aku dan dia. Di perjalanan kebersamaan kami yang hampir menginjak angka empat tahun ini, kerasa banget perubahan yang ada dalam tubuh kakakku itu. Dulu dia anak MA yang lucu dan malu-malu, sekarang udah jadi Mahasiswa Aktivis dengan segudang prestasi. dan yang pasti dengan segudang gadis-gadis TOP yang mengantri di belakangnya. hehehe

Tapi jangan salah, dia itu manusia yang super duper cuek sama makhluk yang namanya Cewek. Bahkan aku, sang adik aja, terkadang di cuekin setengah mati sama dia. Dia sekarang makin sibuk sama tumpukan buku dan laptop barunya.. hiksss... TT_TT
hampir setahun ini nggak ketemu sama dia, itu karena saking sibuknya aktivitas kami berdua. Dia yang sibuk kuliah dan organisasi, sedangkan aku sibuk ngurus rumah singgah dan anak-anak panti. Kangen? pastinya ia lah ya... Bagiku semua yang ada dalam dia itu ngangenin. terutama ekspresinya kalau aku paksa cerita tentang kegiatan-kegiatannya... huhuhu... Cepat pulang yah kakak... =D


nah itu penampakan kami saat masih kecil, dia umur 4 tahun dan aku berrumur 2 tahun... cocok kan kami jadi adik kakak... hehehe =D


kalau yang ini fotoku sama keluargaku di Semarang. ada kakek, nenek, adikku, tanteku, juga ibuku. bisa tebak aku yang mana?
intinya dari segala apapun yang bisa dicintai di dunia ini. aku paling mencintai keluargaku. mereka kebahagian terbesar dalam hidupku... =D

The love of family and the admiration of friends is much more important than wealth and privilege.

Sabtu, 24 Mei 2014

Hari Pertama Move On

Diposting oleh Unknown di 19.00 0 komentar
Hari pertama move On...
apa yang aku lakui hari ini? yang pastinya masih seperti biasa, bangun tidur, sholat, mandi, masak buat sarapan, kemudian siap-siap buat berangkat berperang (tapi bukan berperang ke suriah loh ya). Yang berbeda hari ini mungkin cuma nyiapin mental dan nyiapin hati buat nggak mengingat-ngingat dirinya seperti hari kemarin aja. kan emang ceritanya eike emang lagi move on bok.... =D
Siap nggak siap memang harus siap buat nerima situasi kayak gini. Berani jatuh cinta, harus berani juga buat menerima kegagalan dong ya... Karena setiap hal yang kita lakuin di dunia ini kan pasti ada resikonya, mau nggak mau kita wajib jalanin dong ya... xexexe
kalau menurut aku pribadi sih, cara move on terbaik itu bukan dengan cari pacar lagi kayak lagunya esteh segelas (oopsss). Tapi lebih kepada memperbaiki diri dan berpartisipasi aktif untuk ikut dalam kegiatan-kegiatan positif. uhukkk.... (sok bijak). Kayaknya percuma aja gitu kalau move on di gambarkan dengan cari pendamping yang baru. Iya kalau hubungan barunya sukses, kalau nggak? pasti nangis lagi, gantung-gantung diri lagi. Udah tau move on itu susah, masih aja nekat buat jatuh cinta.
Anggap sajalah Move On itu sebagai sarana untuk mendewasakan diri kita. ya nggak sih? kan nggak selamanya kita mau jadi ABG labil terus.... =D
Saat move on kita harus bisa menaikkan kualitas diri kita menjadi 2x lipat dari saat ini. yang artinya sama aja kita menaikkan kualitas diri kita 1 kali lipat lebih dari pada sebelum-sebelumnya.. gituhhh....
ini aku punya quote tentang move on, semoga bisa membantu teman-teman yang  lagi pada move on seperti diriku... =D
Once you’ve made the decision to move on, don’t look back. You will never find your future in the rear view mirror

Selasa, 15 April 2014

Hari Ini Aku Singgah ke Kotamu

Diposting oleh Unknown di 20.27 0 komentar
Hari ini aku singgah ke kota mu. Untuk pertama kalinya aku menghirup oksigen yang sama dengan yang kau hiru. Hmm… begitu melegakan. Bahkan aku tak merasakan lagi tumpuka rindu yang menggumpal di dadaku. Mungkin saja oksigen dari kotamu telah mengencerkannya, kemudian menguapkannya menjadi kenangan-kenangan yang tergantung di atap kota ini.

Hari ini aku singgah ke kotamu, tapi tanpa kamu. Aku berjalan sendiri menyusuri jalan yang mungkin telah kau telusuri (untuk kembali padaku?). begini yan rasanya keluar di dunia yang luas tanpa kamu ada disampingku. Aku merasa seperti orang buta yang tersesat. Dan ini jauh lebih mengerikan daripada aku tersesat dalam ingatan tentangmu.

Hari ini aku singgah ke kotamu. Berharap kau ada di seberang jalan sana. Membuka tanganmu lebar-lebar, untuk menyambutku yang (pasti) akan menghambur dalam pelukmu.


Hari ini aku singgah ke kotamu. Dengan membawa segenap rindu dan air mata yang lama ku tahan. Ku harap hujan datang sebagai peluruh seluruh duka. Hingga pelangi bahagia membawa kita pada kenangan indah pada hari esok.

Sabtu, 27 April 2013

Percakapan Diri

Diposting oleh Unknown di 02.42 0 komentar

Tanpa rasa..
Aku pada jiwa pagi
Tanpa nadi
Aku pada biru mega

Kosong
Ringan

Aku mengais sejumlah ilalang
Dan ku genggam
Erat hingga aku terluka
Hingga bernanah
Aku diam

Tatapan selembar kertas kosong
Tapi ternoda
Hitam legam warna
Cacat rusak hancur

Hey…!!!
Dia kotor, tak suci lagi..

Fitnah seharum melati
Semerbak
Terlena

Dunia bodoh
Kecacatan moral dianggap hebat
Globalisasi
Katanya
Lagi trend
Ngakunya

4|_4y
Mode on
Sukses trending topik twitter
Bangga?

Aku….
Aku hanya ingin jujur..
Pada siapa?
Pada diriku…

Ini itu salah
Tak benar
Keliru

Kenapa aku salah?
Aku memang tag seperti kalian
Tak bisa seperti kalian
Tapi aku bukan manusia aneh
Apalagi gila….

Aku…
Aku hanya sedikit..
Sedikit berbeda dengan kalian.
Iya,aku hanya sedikit berbeda!

Kakak,aku takud kak…
Aku takut….
Kakak datanglah, aku sendiri disini..
Kenapa?
Mereka berteriak di telingaku
Lihat, terburai semua!

Aku bodoh…
Aku gadis sampah bodoh..
Kembalikan aku kesampah….

Kamu tidak bodoh…
Kamu kebanggaan kakak…

Tapi aku tak sama seperti mereka…
Tak perlu menjadi sama untuk hebat…
Kamu itu kebanggaan,kesayangan kakak….

Dik….
Belajarlah bersyukur….
Mengertilah,
Dan dunia ini akan bercerita tentangmu…

Jumat, 26 April 2013

Catatan Harian Sikha II

Diposting oleh Unknown di 23.50 0 komentar

Semua barang bawaanku sudah lengkap aku kemas. Dua tas berisi baju, satu koper sepatu dan keperluanku yang lain, dan juga pastinya aku membawa serta kamera video kesayanganku. Sepertinya semua ini cukup untuk aku tinggal bersama bapak. Kira-kira bapak sekarang seperti apa ya? Lama juga tak jumpa….

Oh ya, aku sudah banyak bicara sampai lupa memperkenalkan namaku dipermulaan cerita ini. Waktu aku lahir, bapakku memberi nama bayi kecilnya Fasikha Chalwa Nabila. Iya benar,itu aku. Orang-orang terbiasa memanggilku Sikha,atau terkadang mereka juga memanggilku cina. Seperti yang telah aku ceritakan sebelumnya. Orang tua ku berpisah saat aku masih SD. Dulu bapak bekerja sebagai salah satu manajer di perusahaan yang bergerak di bidang migas. Tapi akhirnya bapak di pecat, dengan alasan sebuah kesalahan yang tak pernah ia lakukan. Ia di fitnah oleh rekan kerjanya sendiri. Bapak di fitnah telah menggelapkan uang perusahaan dengan nilai ratusan juta,namun akhirnya tak terbukti di pengadilan. Sejak saat itu lah bapak dan ibu berpisah. Ibu merasa bapak tak akan bisa mencukupi seluruh kebutuhan ibu yang super mewah itu.

Setelah berpisah, bapak memilih pulang ke kampung halamannya di Bandung. Dulu pernah aku pergi kesana,sekadar menengok kakek dan nenek bersama ayah. Ah… tapi itu dulu! Kenyataannya sekarang sudah belasan tahun aku tak bisa berjumpa dengan ayah. Apa mungkin sekarang ayah sudah punya keluarga baru? Ibu, dia tak pernah mau menikah lagi. Dia lebih suka bergonta-ganti lelaki. Mungkin itu yang lagi trend di kalangan sosialita. Kata teman-teman ku, mereka sering disebut tante girangg yang kesepian. Target utama mereka,ya pasti lah para brondong belasan tahun gitu. Aku tak pernah terbayang,ternyata dunia di depan mataku begitu kelam dan suram. Sedikit saja aku tergelincir, pastilah aku akan terjerembab dalam lubang yang hitam yang panjang dan kelam.
“Loh? Mbok mau kemana kok bawa-bawa tas gitu?” tanyaku saat melihat mbok sayem datang tergopoh-gopoh membawa sebuah tas besar.
“Ye,, emangnya neng aja atuh yang bisa pulang kampung? Embok the juga mau pulang neng…” jawab wanita paruh baya yang sedari kecil merawatku.
“Emang boleh sama tuh….” Aku mencibirkan bibirku ke arah ibu ku yang turun dari tangga dengan dandannannya yang ala Syahrini itu.
“Boleh neng….” Mbok menjawabnya setengah berbisik. Rupanya Ibu ku sudah benar-benar enggan melihatku di rumah ini.
“ Mbok di kasih uang pesangon nggak?” tanya ku. Ku lihat wajah tua itu tertunduk menahan kesedihannya. Fikiranku pun segera menangkap gelagat yang tidak enak. Segera aku berlari ke arah ibu ku yang membuka pintu mobil.
“Bu!!” bentakku sambil mendorong pintu mobil yang terbuka. Hampir saja tangan ibuku terjepit.
“Kamu ini gila apa?” ibu ku menatap tajam ke arahku, hampir saja kedua bola matanya terlepas karena hal itu,
“Ibu tuh yang gila. Hati ibu tuh di taruh mana sih? Bisa-bisa nya nyuruh mbok pulang tanpa pesangon!” teriakku. Sepasang mata biru yang lentik itu masih memandangku tajam. Diambilnya beberapa ratusan ribu dari balik tas coklat yang ia bawa. Tanpa ragu langsung saja uang itu ia lempar ke muka ku.
“Good job Sikha. Thank a lot miss..” mataku memandang ruang hampa di sekitar tengkuk Ibu ku. Menahan air mata ku agar tidah jatuh, ternyata lebih sulit di bandingkan ketika aku harus menahan agar tak kencing dicelana.

Selalu hidup dengan ending yang sama. Dalam alur cerita yang sama pula. Itu lah aku!!
Perjalanann menuju kampung halaman bapakku memerlukan waktu yang cukup lama. Mungkin petang nanti aku baru bisa sampai ke gerbang desa mereka. Setelah itu melanjutkan perjalanan kembali dengan gerobak atau berjalan kaki. Kedua kaki ku tiba-tiba terhenti, aku melihat sepasang lansia tengah mengemis diantara orang-orang yang berduyun-duyun hendak melancong ke luar kota. Sang suami ada di gendongannya, kedua orang tua itu berjalan tertatih dan mengadahkan tangannya.

Ada ya, kenyataan sepahit ini di dunia nyata. Kemana sih anak mereka? Tega banget biarin orang tuanya kaya gitu. Nggak punya perasaan kali ya!! Ku keluarkan senjata pamungkasku, camera video! Ku rekam semua hal yang mereka lakukan. Setiap langkah kaki ringkihnya, tak luput dari pandanganku.
Sebenarnya, apa yang di rencanakan sabda langit dengan hadirnya mereka? Ini teka-teki….

Catatan Harian Sikha I

Diposting oleh Unknown di 03.35 0 komentar

Aneh, sepertinya dunia makin meracau tak jelas. Terutama negeriku ini. Semakin hari,semakin tak tahu hendak dibawa kemana. Indah dimata luar,tapi busuk dari mata dalam. Indah? Apa maksud dari kata ‘Indah’ itu? Bagiku ini sama sekali tidak indah. Ini justru terasa aneh,terasa janggal. Sedikit mengusik fikiran saat aku ingin terlelap tidur. Sore ini aku pergi ke bioskop, sekadar menonton sebuah film karya anak negeri. K vs K, Kita vs Korupsi….
Kesan pertama saat hendak menonton film ini, aneh. Bagaimana tidak, tak ada antrian panjang di lokasi pembelian tiket. Para remaja justru berbondong-bondong menuju ke tiket penjualan film romance dengan cinta yang menggebu, dan alur yang mengharu biru. Kesan kedua, masih aneh. Yang memenuhi ruang pemutaran film hanya para orang tua,adapun remaja hanya ada segelintir di pojok ruangan. Beda dengan ruangan sebelahnya, histeris. Kesan ketiga aku dapat setelah pemutaran film ini berakhir. Film ini membuat……aku bingung.
“Sik,kamu ngapain bengong di teras sendirian?” ku lirik wanita yang berseloroh itu. Baju kerja lengkap dengan perhiasan ala pejabat masa kini. Itu Ibu ku…
“Enggak bu, lagi mikir masalah kerjaan aja.”
“Kenapa?” Wanita itu duduk di hadapanku. Wangi parfum branditnya menyengat di hidungku.
“Kalah tender bu…”
“Ibu kan sudah bilang sama kamu. Kasih ehmmm….” Ibu menggesekkan ibu jari dan jari tengahnya. Uang yang dia maksud.
“Ah, males bu..” jawabku. Ini yang selalu aku sebut keanehan di sekelilingku. Uang dan selalu saja uang, alat pemulus segala hal.
“Kamu ini kalau dikasih tau kok nggak pernah mau nurut sih. Persis kayak bapakmu kamu itu. Nah,sekarang lihat aja bapakmu itu. Jadi apa dia sekarang? Cuma guru berpenghasilan rendah kan? Coba aja dulu dia nurut sama apa omongan ibu, pasti semua nggak jadi kayak gini ini.” Jawab ibuku dengan wajah yang mulai memerah karena geram.
“Bapak memang miskin bu. Tapi bapak itu jujur,nggak suka telikung sana sini. Nggak suka tipu-tipu,model pejabat zaman sekarang…” mataku setangah melirik ke arah ibu.
“Kamu sindir ibu?”
“Enggak kok,tapi kalau ibu ngrasa juga nggak apa-apa. Berarti itu tandanya ibu masih waras,dan masih punya hati nurani. Yah, walaupun hanya secuil saja …” Kata-kata ku kali ini membuat ibu seperti orang yang terbius obat. Diam tanpa kata, dan aku menang telak diperdebatan kali ini. Aku pun berdiri dari tempat dudukku. Sesaat sebelum masuk rumah, aku sejenak membalikkan badanku lagi. Ada sesuatu yang lupa aku katakan.
“Bu, mulai besok Sika mau ikut bapak aja di kampung. Males di rumah ini, rasanya tuh…. Panas!” kataku pada ibu. Jari-jariku membentuk tanda kutip diudara saat aku mengucapkan kata ‘Panas’, sebagai istilah teguran untuk ibu.
“Pergi saja sana, ikut bapakmu. Paling sehari dua hari aja kamu udah nggak betah hidup di kampung.” Teriak ibuku dari beranda rumah.
“Hemmm… Whatever!” Jawabku.
Kali ini keputusanku sudah bulat untuk ikut tinggal bersama bapak dikampung. Mungkin disana aku bisa memperoleh ketenangan yang tak aku dapatkan di rumah. Dan semua jawaban atas pertanyaan yang aku anggap aneh.
Oh ya, sekilas informasi saja. Bapak dan ibu ku sudah lama bercerai,semenjak aku SD lah. Lama juga kan? Permasalahannya, bapak ku itu orangnya anti banget sama nama nya tipu-tipu. Bayarannya dulu pas-pasan, hidupnya pun sederhana. Itu yang ibu nggak suka,katanya bapak itu manusia paling bodoh. Ya lebih tepatnya,urusan finansial lah yang akhirnya memisahkan mereka. Malam ini aku akan bersiap-siap,mengemasi beberapa barang yang akan aku bawa. Dan besok, aku akan segera meluncur ke kampung halaman bapakku.

Selasa, 26 Februari 2013

Dunia Masih Adil, Bagi Mereka Yang Benar-Benar Berusaha

Diposting oleh Unknown di 20.56 0 komentar

Ada sebuah kisah nyata sederhana yang akan kami bagikan pada Anda. Sebuah kisah mengenai wanita tua berusia 83 tahun yang masih berdagang untuk menghidupi keluarganya. Apa yang Anda bayangkan di usia 83 tahun Anda? Mungkin masa tua sambil menimang cucu, masa pensiun yang tenang dan segala kebahagiaan yang Anda idamkan. Nyatanya Shila Ghosh, wanita tua yang tinggal di Pali, Bengal Barat, India, setiap sore menaiki bus yang akan mengantarkannya dari tempat di mana ia tinggal, menuju tempat ff mana ia biasa menjajakan dagangannya.

Ia sudah melakukannya sejak lama, meski banyak orang hanya berlalu lalang melewatinya tanpa ingin membeli makanan  ia jajakan. Bila Shila ditanya, apakah wanita tua ini tidak lelah dengan apa yang ia lakukan setiap hari, ia akan tersenyum dan berkata, "Tidak, aku kemari dengan bus. Lagipula, kesehatanku tidak seburuk itu." Mungkin tidak cukup di situ keheranan kita pada wanita bekerja yang sudah lanjut usia dan mestinya beristirahat di rumah. Wanita ini masih memiliki tanggungan 4 anggota keluarga sementara penghasilannya sebanyak 400 rupee setiap hari tak akan pernah cukup. Mungkin Shila bisa mengemis, namun ia masih memiliki harga diri dan rasa hormat pada orang lain, sehingga ia lebih memilih untuk bekerja dengan segenap dirinya sendiri daripada harus mengemis di jalanan.

Shila adalah contoh wanita yang tidak menyerah dan tidak mengeluh pada keadaan. Ia tahu ia sudah tua, namun ia tidak akan bertahan hidup bila ia tidak melakukan sesuatu dengan kondisi hidupnya yang serba terbatas bukan? Ia bahkan tidak memikirkan dirinya sendiri, ia masih bersedia bekerja demi menghidupi 4 orang anggota keluarganya. Sebuah kisah kehidupan sederhana dari seorang wanita tua ini, bisa mengajarkan kita mengenai perjuangan untuk bertahan hidup. Ya, karena tidak banyak dari kita yang benar-benar berjuang dalam kehidupan, hanya menikmati hidup dan menunggu bola kesempatan datang kepada kita. Dan kita akan mulai mengeluh ketika kesulitan yang datang.

Ingatkah berapa kali dalam sehari kita mungkin mengeluhkan apa yang tidak kita dapatkan? Apa yang tidak kita miliki? Tentang hidup yang tidak sesuai impian. Tentang barang yang tidak kita miliki. Tentang kecantikan yang kita dambakan. Sudahkah kita benar-benar bersyukur dengan apa yang Tuhan berikan hari ini, kemarin, seminggu yang lalu? Sudahkah kita benar-benar memanfaatkan itu semua?

Jangan mengeluh dengan gaji sedikit. Usahakan dengan halal apa yang kita inginkan. Jangan mengeluh dengan kulit yang tidak putih atau wajah yang tidak cantik, Anda bisa melakukan kebaikan dan hati Anda akan lebih dilihat daripada bagaimana rupa Anda. Jangan menyerah pada kemiskinan, berusaha dan berusahalah. Dunia ini masih adil bagi mereka yang ingin berusaha dan rejeki akan datang pada mereka yang berjuang. Tak usah Anda mengeluh karena pada akhirnya Andalah yang akan lebih bahagia dengan apa yang Anda perjuangkan.

"..karena tidak banyak dari kita yang benar-benar berjuang dalam kehidupan, hanya menikmati hidup dan menunggu bola kesempatan datang kepada kita. Dan kita akan mulai mengeluh ketika kesulitan yang datang."
 

Imajinasi Lilin Kecil Copyright © 2011 Designed by Ipietoon Blogger Template Sponsored by web hosting