Cinta…
Mungkin
untuk sebagian orang itu adalah sebuah kisah yang sangat indah.Tapi entah
mengapa bagiku itu adalah suatu hal yang menyakitkan dan menakutkan.Berulang
kali aku menjalin asmara namun akhirnya kandas juga di tengah jalan.Pacar
pertamaku meninggal karena Kanker ganas di paru-parunya.Setelah dia meninggal
aku mencoba menjalin hubungan dengan beberapa pria.Tapi akhirnya pupus juga.Aku
mengakhiri hubunganku karena bermacam-macam hal,ada yang gara-gara pacarku
selingkuh,dia di jodohkan orang tuanya,dan yang terakhir karena hubungan kami
tak direstui.
Setelah
melewati berbagai macam sakit hati karena putus.Aku pun memilih untuk
sendiri.Kehidupanku mulai berantakan.Aku jadi sangat emosional,jarang ada
dirumah.Waktuku seluruhnya aku gunakan unutk berdiam diri ditempat yang dulu
sering aku kunjungi bersama mantan kekasihku.Aku selalu berharap dia tiba-tiba
muncul,dan memelukku serta meredakan air mataku.
Ibuku
sering sekali member nasihat tentang sikapku yang seperti itu.Beliau sering
mengatakan kalau dia bukanlah segalanya dalam hidupku.Aku harus terus
melanjutkan hidupku tanpa dia.Aku nggak pernah mendengarkannya,aku Cuma diam
saja.
Hingga
suatu hari aku mendapatkan pesan singkat dari orang yang tak pernah aku duga
sebelumnya.Dia adalah Zidan,teman lamaku.Memang aku tak pernah lagi berhubungan
dengan dia setelah Hp ku hilang.
Aku
pun mencoba mengingat-ingat seperti apa wajahnya.Ah,,,dia si hitam manis yang
lucu itu.Iya,senyumannya itu yang membuat aku terpesona padanya,dan suaranya
itu yang selalu membuat aku deg-degan saat berada disisinya.Ah,,ada apa
ya.Kenapa dia sms aku?
“Kamu
dapat nomerku darimana?” Kataku dalam pesan singkatku
“Oh,,adalah.Tapi
rahasia!!Bagaimana kabarmu may?”
“Aku
baik-baik saja kok zid,Cuma agak sedikit galau aja sih”
“Lho
galau kenapa?Pasti karena pacarnya ya??”
“Nggak
kok,aku baru saja putus.”
“Kenapa
may?”
“Ya
adalah alasannya.”
“Jangan
sedih may.cerita saja sama aku”
“Iya
kapan-kapan aja kalau ketemu,nggak apa-apakan zid kalau kita ketemu?Lagi pula aku
jjuga kangen ngobrol bareng lagi sama kamu.”
“Nggak
apa-apa kok may.Nanti kita atur aja baiknya kapan.”
Hadirnya
zidan mulai bisa menghapus rasa sedih di hatiku.Perlahan-lahan aku mulai bisa
menerima kenyataan kalau aku dan mantanku memang tidak ditakdirkan untuk
bersama.Dan hal itu nggak mungkuin bisa kita paksakan.Aku kembali mulai menata
hatiku unutk menemukan pelabuhan terakhir untuk cintaku.Aku ingin menjalin
hubungan yang serius.Bukan hubungan untuk pacaran.Dan ini adalah terakhir
kalinya aku akan membuka hatiku.
Aku
membuat janji untuk bertemu dengan Zidan di menara kudus jam 03.00
sore,sepulang aku dari semarang.Sepanjang jalan tak henti-hentinya aku
tersenyum sendiri.Aku deg-degan,apa dia masih sama seperti dulu waktu kita
bertemu?Atau sudah berubah jadi lebih keren?Ah,,aku bingung memikirkannya.
Sampai
di menara kudus aku menghampiri masjid untuk shalat Ashar.Aku pun menunggu dia
didalam masjid.Aku coba mengirimkan pesan ke dia.
“Zid,kamu
dimana?aku sudah di Masjid menara.Cepat ya,aku takut nggak ada kendaraan waktu
pulang nanti.” Kataku dalam Pesan singkat itu
Tak
lama kemudian Hp ku bergetar karena ada sms.Akubuka SMS itu.
“Aduh
may,,,maaf ya!!Aku lupa,ternyata ada kegiatan mengaji di Pondok.Kamu mau nggak
nunggu aku sebentar?Cuma sebentar kok ngajinya!!” Balas Zidan lewat SMS.
“Ya
sudah kalau gitu,aku tunggu kamu di Masjid.”
Sebenarnya
aku nggak suka harus menunggu dia di menara seperti ini.Aku takut bertemu lagi
dengan mantan kekasihku yang rumahnya hanya beberapa meter dari sini.Tapi mau
apalagi coba,Zidan sekolahnya disini.Mana mungkin bisa bertemu ditempat lain.Akhirnya
aku menunggu dia sampai sejam.Selintas ada seorang laki-laki mirip dia berjalan
dihadapanku.
“Drrrttt…..Drrrrtttt…….”
ternyata ada sms masuk
“Kamu
dimana May,aku sudah di Masjid Menara nih” Isi pesan SMS dari dia.
Aku
nggak membalas SMS dari dia.Langsung saja aku menghampiri dia yang ternyata ada
di Masjid bagian depan.Belum sampai aku menghampirinya,dia sudah berjalan
kearahku dan meminta aku untuk mengikutinya dari belakang.Aku pun menurutinya.
Ternyata
dia benar-benar sudah berubah,berbeda dengan Zidan yang pertama aku kenal.Dia
sudah tampak dewasa sekarang.Cara dia berjalan,berbicara.Ah,,hatiku semakin
berdebar-debar dibuatnya.Yang aku rasakan bingung sekali saat itu.Aku ingin
bicara,tapi rasanya tenggorokanku seperti tersekat sesuatu.Apalagi saat duduk
berhadapan dengan dia.Subhanallah,,,dia begitu indah ternyta.Rasanya dadaku
semakin sesak untuk bernafas.
“Mau
minum apa may?” Tanyanya sambil tersenyum kepadaku
“Oh,,nggak
usah…Aku nggak haus kok”
Ya
Allah,bagaimana aku bisa minum.Sedangkan untuk bernafas saja aku seolah
berusaha setengah mati!!Dia indah sekali,lebih dari apapun.
Dari
awal sampai akhir percakapan,aku nggak banyak bicara.Aku terus saja terfokus
dengan mata dan senyumnya.Sampai berulang kali dia memintaku untuk tidak terus
menatap matanya seperti itu.Waktu sampai dirumah,aku tak henti-hentinya
tersenyum didepan kaca.Entah kenapa baying wajahnya selalu saja membayang di
fikiranku.Apa aku jatuh cinta sama dia ya?Ah,,nggak mungkin perasaan lama yang
aku pendam itu muncul lagi.Mungkin hanya perasaan sesaat saja.
Hingga
beberapa waktu perasaan itu masih saja menyelimuti fikiranku.Semakin hari
semakin intens saja aku berkomunikasi dengan dia.Kadang iseng-iseng aku buka
fbnya,aku lihat apakah dia punya pacar.Ah,,semakin deg-degan aja aku
dibuatnya.Sepertinya benar,aku mulai suka dengannya.
Suatu
hari aku coba menyatakan perasaanku kepadanya.Dia menjawab bahwa dia hanya
menganggapku sebagai adik saja,dan nggak lebih dari itu.Tapi aku nggak menyerah
begitu saja,aku mencoba cari tau wanita seperti apa yang di sukainya.
Sejak
saat itu aku mulai belajar untuk berjilbab,belajar membaca dan menulis
Al-Qur’an,dan mempelajari Ilmu agama yang lainnya.Aku berharap suatu saat nanti
hatinya bisa berpaling sedikit untukku.
Berbulan-bulan
aku menanti,ternyata hasilnya juga sama.Hanya sebatas Sahabat.Aku mulai
menyerah saat itu.Aku yakin nggak ada ruang lagi untukku,aku pasrahkan semuanya
kepada Allah.
Pada
suatu sore,ibu mengajakku berbicara di ruang tamu.
“May,berulang
kali pemuda datang ke rumah untuk meminangmu.Kenapa masih saja kau tolak?”
“Jelas
aku menolaknya,aku tidak mencintainya Bu,,”
“Cinta
itu kan bisa datang ketika kalian bersama?Cobalah kamu buka hati kamu,sedikit
saja untuk dia.”
“Maaf
Bu,tetap tidak bisa…”
“Apa
sih kurangnya pemuda itu?Dia pemuda yang baik,mapan,pintar,soleh dan juga
sayang keluarga.Apalagi yang kamu cari?”
“Aku
tidak mencari apa-apa,hanya hatiku saja yang belum klik dengannya. Aku
terlanjur mencintai pemuda lain Bu…”
“Siapa
lagi?Apa kamu masih mengharapkan cinta Hakim?Dia saja tidak pernah mau
memperjuangkan cintanya.Dia tak akan pernah bisa memperjuangkanmu di depan
keluarganya!”
“Bukan,bukan
dia Bu.Ya sudahlah,untuk saat ini aku belum menginginkan menjalin hubungan
dengan siapapun.Suatu saat nanti kalau memang jodoh sudah mempertemukan,pasti
aku akan mendapat pasangan.”
“Tapi
jodoh itu nggak akan datang dengan sendirinya jika kamu terus menolak setiap
pemuda yang datang meminangmu nak!”
“Sudahlah
bu,tak perlu ibu khawatir seperti itu.Semua ada waktunya,percayalah…!”
Akhir-akhir
ini memang aku sering berdebat dengan ibuku mengenai pemuda-pemuda yang datang
untuk meminangku.Sedangkan aku masih saja menolak mereka. Hatiku terlanjur
telah terpikat oleh kesolehan seorang pemuda,yaitu Zidan.Dan sulit bagiku untuk
berpaling menjauhinya.Aku sendiri masih menunggu kepastian dari dia,apakah dia
mencintaiku atau tidak.
Aku
mencoba membuka FB dia,ada satu komentar di fotonya.
“kang zidan sangar eg!! pantesan mbk chacha kesemsem (Suka)!!!” kata seorang pengguna FB yang
bernama Eza.
“eech,,,,selly,,,” Komentar balasan
dari Chacha.
Aku penasaran,akhirnya aku buka FB
yang bernama Chaca itu.Aku mencoba melihat fotonya.Subhanallah,dia gadis yang
cantik sekali.Dia seorang siswi MA,dan sepertinya dia dari keluarga yang
terpandang.Aku ingat-ingat lagi,ternyata dia adalah gadis yang pernah dipasang
fotonya sebagai foto profil akun FB mas Zidan.Seketika itu juga aku nggak bisa
bicara apa-apa,air mataku mengalir memandangi foto gadis itu.Dia gadis yang
sempurna,pantas mas Zidan tak pernah memilihku.
Aku tak tahu apa yang harus aku
lakukan,seluruh dayaku serasa hilang melihat kenyataan ini.Apakah ini jawab
dari lamanya penantianku,jawab dari segala sesuatu yang telah aku alami?Ya
Allah,kenpa hal seperti ini terjadi lagi,untuk kesekian kalinya selalu
begini.Kenapa kenyataan ini datang disaat aku benar-benar memantabkan hatiku
untuknya?Dan sekarang apa yang harus aku lakukan?
Aku seperti ada dalam persimpangan
sekarang.Perasaanku sudah tak berbentuk lagi,aku tak ingin kembali ke rumah.Aku
tak ingin dinikahkan.Karena pasti cereitanya akan sama dengan kisahku
sebelumnya.Aku malu pulang ke rumah.Aku tak ingin menjadi beban fikiran ibu
untuk kesekian kalinya.Di sisi lain aku mendapatkan tawaran untuk menjadi
pekerja seni di Paris.Ya Allah,apa yang harus aku pilih.
Malam ini akupun menunaikan Sholat
Tahajud,berharap ada petunjuk dari yang Maha mengetahui atas pertnyaan yang
mengusik fikiranku saat ini.
Keesokan harinya aku ikut ibu
kerumah Saudara,disana ada acara tahunan untuk menyambut Maulid Nabi Muhammad
SAW.Hari ini 25 Januari 2013,tepat 2 tahun 3 bulan kami bersama.Hari ini hari
penentuan tentang penantianku. Aku mengirimkan pesan singkat padanya.
“Wah kak,seru tradisi Meron kak!!”
Kataku memulai pembicaraan
“Oh iya kakak,tradisi itu dapat
juara 3 di STAIN..” Balasnya
“Masa sih kak?”
“Iya ada anak pati dik.Juara 1 nya
kan anak Papringan dik.Hehe”
“Oh dia,adik nge fans kok kak sama
dia!”
“Ciieeeeee adik.”
“Hehehe..Saudara pada bawa pacar
semua,Cuma adik yang single”
“Kanapa?Adik iri?
“Nggak kok kak,adik iri sama yang
udah nikah dan punya anak.”
“Makanya cepat nikah,nah punya
anak.”
“Ntar kak,adik masih nunggu
kepastian.”
“Kepastian dari siapa dik?”
“Dari anak Papringan kak (maksudku
adalah kepastian dari dia)”
“Kalau dia nggak mau?” Deg,langsung
lemas aku membaca sms itu.Seolah dunia akan hancur saat itu juga.
“Ya nggak usah nikah kak.” Jawabku.
“Lho,kok gitu dik?Kan katanya
banyak yang ngajakin adik nikah?
“Nikah kan bukan untuk sementara
kak,nikah itu untuk selamnya.Adik nggak mau menikah tanpa didasari perasaan
cinta.Memang banyak kak yang datang.Tapi sayangnya nggak ada yang bisa memenuhi
persyaratan adik.”
“Tapi kan orang yang lebih baik dan
sempurna dari pada dia kan banyak?”
“Aku nggak mencari kesempurnaan
kak,yang penting dia bisa menjadi imam yang baik untuk adik dan juga dia
memperbolehkan adik untuk merawat orang tuanya serta orang tua adik suatu saat
nanti.”
Ternyata setelah itu nggak ada
jawaban sms dari dia.Aku pun sekedar basa-basi lagi mengirimi pesan dia.Aku pun
bertnya tentang kembarannya,aku berniat menceritakan apa yang aku rasakan ke
dia.Dia menjawab nanti ya dik.Aku pun menunggunya hingga pukul 21.00
malam.Semalam itu aku hanya tertidur 10 menit,aku bangun dan menunaikan Sholat
Thajud dan mengaji.Berharap keputusan yang aku ambil tidak salah langkah
dikemudian hari.Aku mengemasi pakaianku ke koper,semua surat-surat penting aku
masukkan juga.Aku pamit ke Ibu untuk pergi ke kota Jogja Menuntut Ilmu.Tapi
sebenarnya aku berangkat ke Paris hari itu.
Pukul 06.00 aku berdiri di pintu
bandara.Masih terasa sesak sekali dadaku menahan kesedihan ini seorang diri.Ingi
aku melihatnya sekali lagi,melihat dia tersenyum.Ingin aku kembali ke masa
2tahun 3bulan 1hari yang lalu,Saat kita pertama jumpa.Saat pertama aku melihat
senyumnya.
Mungkin aku salah,cinta tak mungkin
bisa dipaksakan.Satu saat nanti semua akan mengerti arti dari kepergianku saat
ini.
Untuknya,saat kamu baca cerpen
ini.Mungkin aku ada di jantung kota Paris.Menyanyikan sebuah lagu yang harusnya
aku nyanyikan untukmu.